Beberapa waktu lalu, Lady Bikers YNCI (Yamaha NMax Club Indonesia) lakukan perjalanan touring ke ujung barat pulau Sumatera, Sabang.
Pesona titik 0 kilometer Indonesia yang ada di ujung paling barat pulau Sumatera, Sabang, terus jadi destinasi impian bagi para bikers di Tanah Air. Salah satunya adalah Sist Mimi Maysyarah, yang merupakan salah satu anggota dari Lady Bikers YNCI dari chapter Tangerang Selatan.
Meskipun telah beberapa kali touring ke 0 Km Sabang, Sist Mimi tidak pernah bosan untuk mengunjunginya. Dalam perjalanan kali ini, spesial Sist Mimi ditemani oleh putranya yang masih berusia 6 tahun dan juga Sist Titin Kurniati dari LBYNCI chapter Jakarta.
Dalam perjalanan touringnya kali ini, Sist Mimi bukan sekedar ingin menikmati indahnya panorama alam pulau Sumatera semata. Lewat perjalanan ini, Sist Mimi dan putranya juga Sist Titin turut menggali ilmu tentang sejarah Kerajaan Samudra Pasai.
Dalam perjalanan kembali setelah dari 0 kilometer, Sabang, Sist Mimi bersama putranya dan Sist Titin menyempatkan diri untuk singgah ke makam Syech Malikussaleh yang berada di Lhokseumawe, Aceh.
“Setelah menyelesaikan misi kedua di titik Nol Sabang, kami pun bertolak lagi dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe. Tujuan kami ke makam Syech Malikussaleh dan museum Kerajaan Samudera Pasai,” cerita Sist Mimi kepada tim Jurnalbikers.com
Dengan penuh semangat, Sist Mimi juga berbagi pengetahuan bahwasanya dari catatan Ibnu Battutah, dapat dipastikan bahwa Kerajaan Samudera Pasai berdiri lebih awal dibandingkan dinasti Usmani di Turki, kira-kira pada tahun 1297. Perkiraan tersebut dikuatkan dengan catatan Marcopolo, seorang saudagar dari Venesia, Italia, yang singgah di Samudera Pasai pada 1292.
Sementara itu, Marcopolo menerangkan bahwa telah melihat keberadaan kerajaan Islam yang berkembang pada waktu itu, yakni Samudera Pasai dengan ibukota Pasai. Selain dua catatan tersebut, sejarah Kerajaan Samudera Pasai juga dapat dilacak dari Hikayat Raja Pasai.
“Usai dari museum Kerajaan Samudera Pasai kami pun menuju ke Prapat untuk menyebrang ke Samosir. Tujuan kami kali ini adalah tempat yang viral di sosial media yaitu Jalanan Sibea Bea,” kenang Sist Mimi
Sibea Bea sendiri merupakan jalur perjalanan yang memiliki pemandangan alam yang indah. Jalur ini jika di lihat dari atas akan berbentuk seperti angka 8 yang indah.
“Kami pun tak mau ketinggalan, setelah Sibea Bea kami lanjut ke menara pandang Tele di pulau Samosir. Setelah puas berfoto di Tele dan Kaldera Danau Toba,” ujar Sist Mimi.
“Kami pun mengarah pulang melalui Tiga Dolok menuju Tarutung dan Sipirok, lanjut ke Bukik Tinggi dan seterusnya, melalui jalur barat Sumatera hingga tibalah kami di Pelabuhan Bakauheni dan siap menyebrang menuju Tangerang Selatan,” pungkasnya.
Dalam Kesempatan ini, Sist Mimi juga mengucapkan rasa syukurnya dirinya masih diberi kesempatan untuk bisa menikmati pesona alam Indonesia dan mendapatkan pengetahuan sejarah penting yang ada di Indonesia.