Jurnalbikers.com – Komunitas Touring Indonesia (KTI) kembali membuat perjalanan seru bersepeda motor secara berkelompok. Pada awal November 2024 tajuk yang mereka angkat adalah KTI Escape Heritage Vol.1, Sabtu (2/11/2024).
Menikmati berkendara sepeda motor dapat dilakukan sendiri maupun berkelompok seperti yang diselenggarakan oleh KTI. Pada pekan pertama bulan November 2024 giliran pabrik gula dan desa adat yang mereka satroni.
Keseruan dalam perjalanan memberikan challenge sendiri untuk 40-an peserta. Bagi rider yang suka tantangan ada pilihan mengikuti jalur fun rally. Sementara yang biasa-biasa saja dapat ikut dengan rombongan lain.
Mereka yang ikut dalam fun rally harus mengikuti aturan singkat yang dibuat panitia. Hal ini dimaksudkan agar rutenya terarah sehingga mereka dapat menikmati perjalanan.
Peserta terdiri atas 1 hingga 5 orang. Start dilakukan sekitar pukul 8 pagi dari Bogor Nirwana Residence. Peserta dibekali oleh panitia dengan file maps GPX on Google Maps untuk menuju lokasi yang ditentukan.
Agar perjalanan tidak keluar dari yang sudah ditentukan, peserta harus memasang aplikasi peta atau Google Maps pada gawai mereka. Mengingat pada akhir acara setiap dari mereka akan mendapat sertifikat digital.
Escape Heritage Vol. 1 menuju Sejarah Olahan Karet
Peserta fun rally diberikan hal-hal khusus untuk mereka ikuti. Adapun untuk seluruh peserta, panitia menghimbau mereka sudah memiliki holder pada motornya masing-masing, tools untuk kebutuhan motornya masing-masing, membawa obat pribadi serta menghormati pengguna jalan lain.
Salah satu penyelenggara KTI Escape Heritage Vol. 1, Pitra Ariadna menyampaikan destinasi kegiatan ini ada dua yakni Desa Adat Gelar Alam dan Pabrik Gutta Percha Tjipetir.
Khusus untuk Pabrik Gutta Percha Tjipetir ini memiliki sejarah tersendiri dan karetnya sendiri memiliki kualitas sangat baik. Bagaimana tidak, pada zaman dahulu warga pribumi mempertahankannya mati-matian hingga harus rela membakar pabrik agar tidak kembali diambil Belanda saat agresi militer.
Gutta Percha merupakan getah tahan air garam dan dulu diproduksi untuk menjadi kabel jaringan komunikasi bawah laut. Kurang lebih berproduksi pada kurun waktu 1885-1921.
Lokasi pabriknya sendiri sekarang sudah berstatus sebagai cagar budaya Kabupaten Sukabumi. Kendati demikian aktivitas di dalamnya masih digunakan untuk produksi karet. Tapi bukan untuk kabel lagi melainkan sebagai kebutuhan medis seperti tambal gigi.
Saat dikunjungi oleh peserta KTI Escape Heritage Vol. 1, salah satu perwakilan PTPN 1 yakni Bapak Budi menyampaikan pabrik gutta percha ini semakin terkenal sebagai cagar budaya nasional.
“Pabrik Gutta Percha ini semakin terkenal sebagai cagar budaya nasional, sehingga bisa punya anggaran untuk maintenance dan perbaikan agar pengunjung semakin nyaman dan produksi tetap berjalan.” ungkap Pak Budi.***