Seiring dengan makin maraknya kehadiran motor listrik di Tanah Air, motor listrik murah tentunya jadi idaman bagi masyarakat Indonesia.
Menanggapi perihal motor listrik murah, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, setuju bahwasanya harus ada motor listrik dengan harga terjangkau di Indonesia. Seperti diketahui, motor listrik di Indonesia masih memiliki harga yang terbilang mahal.
“Kita tahu, motor listrik di sini masih terbilang mahal. Seperti Gesits yang harganya Rp 24 juta. Motor itu hasil kolaborasi dari Institut Teknik Sepuluh November dengan pihak swasta. Seharusnya, motor listrik bisa dijual dengan harga antara Rp 10 juta sampai Rp 15 jutaan,” ungkap pria yang akrab disapa Bamsoet itu.
Lebih lanjut, Bamsoet yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia menyatakan bahwa salah satu yang dapat mendukung hadirnya motor listrik dengan harga terjangkau itu adalah adanya pabrik baterai motor listrik di Indonesia.
Dengan adanya produksi baterai di dalam negeri, tentunya bakal mempengaruhi harga jual motor listrik tersebut. Tentunya dengan diproduksi di Indonesia harga jual motor listrik jadi lebih terjangkau.
“Seperti kita ketahui, sebentar lagi kita akan punya produsen baterai kendaraan listrik di Indonesia. Kalau ini terselenggara, maka harga motor listrik yang mulanya mahal bisa ditekan lagi. Karena harga baterainya sendiri sudah murah,” jelas Bamsoet.
Dengan makin maraknya kendaraan listrik, kedepannya bisa menciptakan bumi yang bebas polusi. Disampaikan oleh Bamsoet, kendaraan listrik merupakan kendaraan yang ramah lingkungan.
“Kalau sudah semakin banyak, tentunya bis membantu pemerintah dalam hal mengurangi beban negara juga masalah polusi udara. Kita tahu, asap knalpot kendaraan konvensional sudah terlalu banyak merusak udara. Untuk itu, dengan menggunakan kendaraan listrik bisa membantu menekan bahaya polusi udara itu” imbuh Bamsoet.
Disamping itu, beban negara dalam hal BBM juga bisa ditekan lagi dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakn kendaraan berdaya listrik ini.
“Kita juga bisa bantu negara menekan angka subsidi BBM, Caranya dengan mendukun percepatan migrasi kendaraan dengan bahan bakar konvensional ke kendaraan listrik sesuai dengan Kepres No 55 Tahun 2019 tentang percepatan kendaraan listrik,” pungkas Bamsoet.