“Jadi awalku pake W175, kan aku ada passion di-art. Aku ngerasa ide aku dalam bidang itu banyak percuma kalau diterapin di motor klasik yang kanvasnya kecil,” ungkap Tissa.
Motor sport full fairing sendiri sebenarnya identik sebagai kendaraan bagi laki-laki. Tapi kini, hal itu tidak berlaku secara saklek.
Alasan dipilihnya motor yang riding posisinya membungkuk ini karena jenis kendaraan tersebut memiliki permukaan yang dapat jadi penyaluran bakat seni dari Tissa.
Dari motor ia yakin jati dirinya dapat ditonjolkan dan menjadi ciri khas.
Bodi motor yang lebar acap kali menjadi area favorit untuk sekedar menyampaikan jati diri pemilik motor tersebut, tapi ini perempuan.
Setelah berpindah dari motor klasik 175cc, kini Tissa memilih Yamaha R25. Memiliki mesin 250cc dan cukup besar jika digunakan seorang perempuan seperti Tissa dengan perawakan Indonesia banget.
Motor Sport Full Fairing Bukan Sekedar Hobi

Bukti bahwa dirinya memiliki jiwa seni yang kuat contohnya dengan mewarnai motornya dengan warna anti mainstream. Bahkan dirinya menambahkan belum tentu orang lain memikirkan warna tersebut.
Hasil keberanian dirinya menuangkan kreatifitas ini memiliki tanggapan positif dari lingkungan ia berkomunitas.
Padahal, jika hanya sekedar mendapatkan pengajuan, bahkan pujian dari orang banyak. Dirinya mengaku tidak perlu banyak effort.
Hal ini dibuktikan dengan dirinya menggunakan motor full fairing pun sudah banyak yang mengacunginya jempol.






