Pendekatan kolaborasi bergaya pentahelix ini diharapkan jadi model pembangunan berkelanjutan yang benar-benar berdampak bagi masyarakat dan ekosistem.
Yayasan AHM Ajak Masyarakat Bersama Konservasi Owa Jawa
Kawasan Petungkriyono dan Lebakbarang dikenal sebagai rumah bagi sedikitnya lima jenis primata, termasuk Owa Jawa (Hylobates moloch). Primata endemik Pulau Jawa ini berstatus Terancam Punah (Endangered) menurut IUCN.
Meski menjadi bentang alam penting bagi keberlangsungan populasinya, kawasan ini berada di luar area konservasi resmi dan menghadapi ancaman berupa fragmentasi habitat, perburuan, hingga perambahan hutan.
Yayasan AHM tidak hanya fokus pada satwanya saja, tetapi juga pada pemulihan ekosistem hutan dan pemberdayaan masyarakat. Program Titian Lestari menghadirkan banyak kegiatan kolaboratif, mulai dari:
- produksi & penanaman bibit pohon lokal,
- perawatan area tanam,
- edukasi konservasi bagi pelajar,
- pemasangan media informasi lingkungan,
- hingga pengembangan produk hasil hutan bukan kayu bersama kelompok Kelompok Wanita Tani (KWT).
Pendekatan ini bukan hanya menjaga hutan tetap lestari, tapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Tanam 8.000 Pohon, Perkuat Habitat Owa Jawa
Momen ini juga bertepatan dengan Hari Penanaman Pohon Indonesia pada 28 November. Yayasan AHM menanam 8.000 pohon yang terdiri dari jenis Kayu Sapi, Kayu Babi, Kepayang, dan Aren—tanaman yang menjadi sumber pakan dan penopang konektivitas tajuk hutan bagi Owa Jawa, yang hidup sepenuhnya di pepohonan.






