Kebanyakan mesin motor Honda saat ini telah menggunakan sistem pembakaran injeksi. Sejatinya, sistem injeksi motor Honda sudah digunakan sejak lama.
Sistem injeksi pertama kali digunakan pada motor Honda pada tahun 1981, melalui sepeda motor Honda CX500Turbo. Namun, pada tahun 2005, baru digunakan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) untuk produk sepeda motornya. Motor tersebut adalah Honda Supra X 125 PGM-FI.
PGM-FI merupakan singkatan dari Programmer Fuel Injection. Teknologi injeksi bahan bakar ini jadi jawaban terbaik bagi Honda, dalam menghadirkan motor yang mudah dirawat, ramah lingkungan, efisien dan bertenaga.
Mengenal Sistem PGM-FI
PGM-FI merupakan sistem suplai bahan bakar injeksi yang dikontrol secara elektonik sehingga memasok bahan bakar dan oksigen lebih optimal untuk kebutuhan mesin dalam setiap keadaan.
Dalam kinerjanya, teknologi PGM-FI ini didukung oleh ECM (Engine Control Modul), injector, fuel pump, Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Temperature (IAT), Manifold Air Pressure (MAP), Engine Oil Temperature (EOT) dan Sensor O2. Saat kunci kontak diputar ke posisi ON, fuel pump injeksi langsung bekerja sekitar 2 detik untuk memberi tekanan melalui selang bahan bakar.
Lalu ketika saklar electric starter ditekan, sensor-sensor sebut akan memberi input ke ECM. Secara keseluruhan, sistem kerja injeksi dikontrol oleh ECM berdasarkan input dari sensor sehingga membuat motor injeksi mempunyai performa lebih baik, irit bahan bakar dan ramah lingkungan.
Ada empat Keunggulan Teknologi injeksi PGM-FI yaitu ramah lingkungan, irit bahan bakar, bertenaga, hingga perawatan yang mudah. Setiap kerusakan yang terjadi akan secara secara otomatis ditampilkan melalui indikator malfunction yang terdapat pada speedometer. Informasi ini akan ditunjukkan menunjukkan dengan jumlah kedipan lampu MIL.
Penanganan Ketika Motor Injeksi Bermasalah
Meski memiliki banyak keunggulan bukan berarti sistem injeksi ini tidak bisa bermasalah. Adakalanya pengguna motor injeksi akan mengalami beberapa kendala akibat dari kurangnya perawatan sepeda motor dengan sistem pembakaran injeksi.
Tidak usah risau, Team Instructor Training Center Wahana berikan beberapa tips jika konsumen motor teknologi injeksi mengalami mogok dijalan.
Perhatikan dan pastikan bahwa penyebab mesin motor injeksi mati bukan karena over heat atau panas berlebih karena oli mesin habis. Panas berlebih adalah salah satu penyebab mesin mendadak mati atau hilang tenaga alias ngempos.
Segera cek ketinggian oli, ketersediaan coolant, atau bisa juga terjadi karena adanya kesalahan penyetelan klep yang terlalu rapat.
Instruktur Training, Wahyu Budhi menjelaskan bahwa saat mati mendadak atau hilang tenaga juga bisa disebabkan terjadinya pembakaran bahan bakar injeksi yang kurang sempurna.
“Kalau motor injeksi ngempos atau mati mendadak tapi kadang mudah dihidupkan bisa jadi dari bahan bakar yg terbakar kurang sempurna, sehingga banyak kerak dan kerak tersebut terkadang mengganggu kerja dari valve atau klep” jelasnya.
Hal ini memang kerap terjadi dan biasanya hanya perlu menunggu beberapa waktu untuk memastikan kerak tersebut hilang. Untuk perawatan motor injeksi dapat dilakukan personal dengan cara membuka busi dan semprotkan sedikit penetran ke lubang busi dan lakukan kick starter beberapa kali untuk mengilangkan endapan kerak tersebut.
Lainnya, pastikan oli mesin selalu dalam kondisi normal baik jumlah ataupun kualitasnya. Bagi motor dengan berpendingin cair, kontrol rutin bak cadangan coolant yang tersedia.
“Kedipan MIL saat motor di start on adalah penanda mudah terjadinya malfungsi sistem dalam mesin motor. Jangan risau karena seluruh jaringan AHASS Jakarta Tangerang siap membantu keluhan yang terjadi dan merawat sepeda motor anda tetap dalam kondisi terbaik,” pungkas Wahyu Budhi.