Setiap pengendara kendaraan bermotor baik mobil atau sepeda motor, wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Berikut kita akan ulas denda tilang saat tidak bisa memperlihatkan SIM ketika ada razia.
Setidaknya Sobat Bikers wajib tahu beda besaran denda tilang atau sanksi tilang ketika tidak dapat menunjukkan SIM akibat tidak terbawa (tertinggal) atau tidak memiliki SIM.
Melihat dari Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pada 288 ayat 2 mengatur tentang Surat Izin Mengemudi:
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah.
Sementara pada pasal 281 lebih mengatur pada bagi setiap pengendara kendaraan bermotor wajib memiliki Surat Izin Mengemudi. Dalam pasal 281 ini dijelaskan, sanksi hukumnya adalah pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta bagi pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM.
Apabila seseorang pengendara kendaraan bermotor diminta oleh Polisi untuk menunjukan Surat Izin Mengemudi, maka dia wajib memperlihatkannya. Apabila tidak bisa, maka dia akan dikenakan denda Tilang.
Jika lupa membawa Surat Izin Mengemudi dan terjaring razia, umumnya pengendara bisa meminta bantuan orang lain untuk mengambil SIM dan petugas di lapangan memberikan batas waktu kepada pengendara untuk menunjukkan SIM.
Jenis SIM
Surat Izin Mengemudi merupakan bukti bahwa seseorang telah memiliki kecakapan dalam mengendarai kendaraan bermotor. SIM sendiri dibagi untuk beberapa jenis kendaraan, berikut jenis SIM yang ada di Indonesia saat ini:
1. SIM Perseorangan
Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 9 tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi, ada lima jenis SIM perseorangan untuk kendaraan bermotor, yaitu
SIM A
Surat Izin Mengemudi A diperuntukkan bagi penegendara yang mengemudikan mobil dengan jumlah berat mobil tidak melebihi 3.500 kilogram. Ini berupa mobil penumpang perseorangan dan mobil barang perseorangan.
SIM B
Surat Izin Mengemudi B1 diperuntukkan bagi pengendara yang mengemudikan mobil dengan berat lebih dari 3.500 kg. Biasanya kendaraan yang dimaksud berupa mobil bus perseorangan atau untuk angkutan barang. SIM B2 diperuntukkan bagi pengendara yang mengemudikan kendaraan alat berat, penarik, dan truk gandeng perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kendaraan penarik lebih dari 1.000 kg.
SIM C
Surat Izin Mengemudi C diperuntukkan kepada pengendara sepeda motor. Adapun SIM C dibagi ke dalam tiga kategori tergantung dari kapasitas silinder atau muatan cc dari motor tersebut.
Surat Izin Mengemudi C1 diperuntukkan bagi sepeda motor di bawah 250 cc. SIM C2 diperuntukkan bagi sepeda motor di atas 250 cc dan maksimal 500 cc dan SIM C3 diperuntukkan bagi sepeda motor di atas 500 cc.
SIM D
Surat Izin Mengemudi D diperuntukkan bagi para pengemudi kendaraan khusus bagi penyandang cacat. Indonesia memberikan ruang bagi para penyandang disabilitas yang mampu mengendarai mobil dengan menyediakan SIM D.
2. SIM Umum
Sesuai dengan namanya, Surat Izin Mengemudi umum diperuntukan untuk kendaraan umum, seperti angkutan bagi orang atau barang. Jadi, tujuan utamanya adalah komersil. Adapun tiga jenis SIM umum, yaitu:
SIM A Umum
Sama seperti Surat Izin Mengemudi A perseorangan, SIM A Umum juga diperuntukan bagi pengendara yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan total berat kendaraan tidak melebihi 3.500 kg.
SIM B Umum
SIM B1 Umum diperuntukan bagi pengendara yang mengemudikan mobil penumpang atau barang dengan tujuan komersil dengan berat yang diperbolehkan melebihi dari 1.000 kg. Surat Izin Mengemudi ini diperuntukan bagi pengendara yang mengemudikan kendaraan alat berat, penarik, atau truk gandengan dengan berat yang diperbolehkan untuk kendaraan penarik lebih dari 1.000 kg.