- Mengabaikan penggunaan alat keselamatan vital, yaitu, helm. Biasanya, dengan alasan hanya berkendara jarak dekat.
- Tidak memperhatikan saat membonceng anak, seperti di didepan tanpa perlindungan helm dan pakaian yang aman.
- Mengabaikan kemampuan anak beradaptasi saat dibonceng, karena masih terlalu kecil atau mengantuk.
- Selain berkendara jarak dekat, sering juga ditemui pengendara yang membawa anak dengan rute perjalanan yang jauh. Hal ini bisa kita temui, seperti musim mudik lebaran.
- Membonceng lebih dari satu anak.
“Mengabaikan beberapa kondisi diatas, sangat rentan undang petaka khususnya bagi anak. Bijaksana dan selalu cari aman, ketika memutuskan mengajak anak dengan motor,” jelas Agus.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, memahami kemampuan anak untuk siap dibonceng adalah syarat utama sebelum lakukan perjalanan.
Perlu diingat oleh orang tua, kecelakaan saat berkendara bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Tidak terbatas oleh perjalanan jarak jauh, maupun jarak dekat.
Pastikan, anak tidak dalam kondisi mengantuk sebelum melakukan perjalanan dengan sepeda motor.
“Selain menjaga keselamatan sang anak, hal ini akan jadi pembelajaran dan sikap peduli bagi anak. Saat dikemudian hari, dirinya juga bakal menjadi pengendara motor. Dia akan menerapkan hal yang sama dilakukan oleh orang tuanya dulu,” pungkas Agus Sani.






