Berbicara tentang motor Suzuki tak bisa dilepaskan dengan kejuaraan ketahanan FIM Endurance World Championship (EWC). Suzuki Endurance Racing Team (SERT) menjadi tim paling sukses di kejuaraan tersebut dengan meraih gelar terbanyak, 15 kali.
Didirikan oleh Dominique Méliand pada tahun 1980, SERT dengan motor Suzuki memenangkan gelar dunia pertama mereka pada 1983. Selama lebih dari 40 tahun, Suzuki Endurance Racing Team telah menjadi salah satu tim yang paling ditakuti dalam balap ketahanan.
Selama 30 musim beruntun (1983-2013) Suzuki meraih gelar juara dunia EWC. Pada 2014, mereka harus kehilangan gelar juara dengan menempati posisi kedua di papan klasemen. Barulah pada 2015-2016 Suzuki kembali juara.
Gelar juara terakhir Suzuki pada 2016 hanya berselisih satu point dengan GMT94 setelah final epik di Oschersleben. Tim Dominique Méliand mengklaim kemenangan terakhir mereka di Bol d’Or 2016 dengan trio pembalap Vincent Philippe, Anthony Delhalle dan Etienne Masson di sadel.

Ketahanan Suzuki GSX-R yang dipakai oleh para pembalap SERT (Suzuki GS1000 digunakan pada 1983, Suzuki GSX-R750 dari 1987-1999, dan GSX-R1000 dari 2005 hingga sekarang) pun tercermin pada motor-motor Suzuki jalan raya.
“Suzuki dikenal sebagai produk sepeda motor yang sering menjuarai dan mendominasi di ajang balap ketahanan dunia. Prestasi dan popularitas tersebut tidak lepas dari pembuktian kualitas produk yang memiliki durabilitas baik. Keutamaan durabilitas tersebut menjadi salah satu faktor penting bagi Suzuki dalam menghadirkan keunggulan produk di model apapun dan di negara manapun demi kepuasan pelanggan. Tidak terkecuali untuk model-model sepeda motor yang dipasarkan oleh Suzuki di Indonesia hingga saat ini,” ujar Zulfikar Rafi Al Ghany, Public Relations Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Sebut saja Suzuki Satria F150 yang telah meramaikan berbagai kejuaraan balap di Indonesia dan Asia (Suzuki Asia Challenge).
Awalnya, pada 2004, Suzuki Satria F150 diimpor dari Thailand. Namun karena animo masyarakat sangat tinggi mendorong Suzuki merakitnya di Indonesia.
“Model atraktif dan performa mengagumkan Suzuki Satria F150 seketika menciptakan permintaan pasar yang besar, dan menjadi idola di kalangan generasi muda. Respon positif dan penjualan yang tinggi tersebut menjadi alasan kuat bagi Suzuki untuk mulai memproduksi Suzuki Satria F150 di Indonesia (CKD) pada tahun 2006,” terang Ghany.
Di mata para penggemar, Suzuki Satria F150 adalah kualitas. Solihin dan Daniel adalah dua di antara sekian ribu pemilik Suzuki Satria F150 yang mengakui dan mengapresiasi. Bahkan keduanya digolongkan pecandu model ini.
“Pakai Suzuki Satria sudah 10 tahun, bang. Alasannya karena dari segi kualitas dan yang menarik dari F150 adalah desainnya keren,” ungkap Solihin sekaligus pemilik 2 Suzuki Satria, karburator dan injeksi kepada jurnalbikers.com.
“Saya berharap jumlah pengguna Suzuki Satria F150 terus bertambah,” harap anggota FICI (F150 Injection Club Indonesia) tersebut.

Senada dengan Solihin, Daniel jatuh cinta pada Suzuki Satria F150 karena model dan performa mesinnya.
“Dari 2005 saya punya Suzuki Satria F150 karena suka desain dan terkencang di kelasnya, karena dulu saya seorang wiraniaga dengan mobilitas tinggi, jadi saya butuh kendaraan yang bisa menunjang. Performa mesin 150cc-nya gak ada lawan,” kata anggota Suzuki Satria F150 Club (SSFC) ini kepada jurnalbikers.com
Meski demikian pemilik 3 Suzuki Satria F150 ini menyarankan agar Suzuki menciptakan skuter bermesin lebih besar dari yang ada saat ini, misalkan 150cc agar tetap bisa memenuhi kepuasan para pecintanya di Indonesia.
Suzuki Asia Challenge pernah menggunakan Suzuki Satria F150 pada 2016, sebelum digantikan oleh Suzuki GSX-R150 pada 2017.