Pengurus klub Motor Shotokaw 212 mengumpulkan perwakilan anggota di Jabodetabek pada hari Sabtu, 31 Desember 2022 untuk mengikuti Sosialisasi Safety Riding.
Kegiatan pelatgihan safety riding klub motor Shotokaw 212 berlokasi di Kantor Kelurahan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan , Banten acara ini menghadirkan Instruktur Safety, Aldy Reynold sebagai narasumber. Setidaknya ada 58 member yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Meski organisasi ini sudah berumur 35 tahun, namun Sekjen Shotokaw 212, Among menyatakan Sosialisasi Safety Riding ini yang pertama. Dirinya menyampaikan bahwa di tahun depan kegiatan serupa akan diadakan kembali. Harapannya lebih komprehensif dan setiap peserta bisa menjajal langsung materi yang disampaikan.
Safety riding adalah program kerja tahun kedua, masuk ke-3 tahun ini ‘2022’ dan merupakan program kerja akhir tahun. Selama ini tidak pernah mengadakan sosialisasi kegiatan seperti ini. Kami program kerja di tahun 2022 untuk mengajukan Kesbangpol Tangsel. Kegiatan ini merupakan satu-satunya motor untuk keselamatan berkendara. Selama ini Shotokaw 212 dianggap bregajul, arogan, dan tidak mentaati peraturan berlalu lintas. Diadakannya sosialisasi ini in syaa Allah kedepannya akan lebih maju dan lebih bagus dalam berkendara.” ungkap Among yang juga ketua pelaksana kegiatan.
Materi sosialisasi untuk Shotokaw 212
Berpengalaman sebagai instruktur keselamatan berkendara, Aldy Cumi memberikan pemaparan terkait cara berkendara, potensi risiko, penyebab, antisipasi, hazard perception, dan Tiktok Safety. Bahkan satu jam menjelang acara ditutup peserta yang merupakan anggota Shotokaw 212, diajak melihat pemeragaan posisi berkendara dan cara pengereman. Sebagai alat peraga panitia menyediakan satu motor matic dan Yamaha RX King.
Dipilihnya sepeda motor yang populer di tahun 1990-an ini dikarenakan banyak member Shotokaw yang mengendarainya. Motor kopling dua tak ini sendiri ternilai sangar di jalan raya, jadi perlu pengendara yang punya keterampilan tersendiri. Pertama Aldy memperagakan bagaimana kopling bisa membantu menghindari risiko atau menjadi penyebab kecelakaan.
“Dalam sosialisasi ini tidak ada materi ujian SIM, mengingat ada peserta yang bertanya akan hal tersebut. Sosialisasi Safety Riding Shotokaw ini memberikan tekanan kepada seluruh peserta tentang bagaimana mengendarai sepeda motor dari yang belum terampil. Setiap orang bisa berkendara, namun terampil membutuhkan ilmu, latihan, dan keseringan diaplikasikan.” ungkap Aldy Cumi.
Disampaikan juga oleh Aldy bahwa untuk materi Tiktok Safety pun peserta belum banyak yang paham. Bahkan ada peserta yang merasa heran kenapa sebelum berkendara harus ada pengecekan tekanan angin pada ban. Ada juga peserta dari Shotokaw yang menanyakan cara berkendara dengan cepat namun tetap aman. Pertanyaan ini dijelaskan secara sabar kepada peserta yang antusias ingin mendapat jawaban. ##