Kepolisian keluarkan larangan komunitas motor kawal ambulans. Larangan ini berlandaskan, komunitas ini tidak memiliki SOP dalam melakukan pengawalan.
Melansir dari situs Korlantas Polri, Satlantas Polres Pasuruan mengaku kecewa dengan maraknya komunitas motor kawal ambulans.
Pasalnya, komunitas motor yang mengawal Ambulans tidak memiliki SOP dalam hal pengawalan di jalan, sehingga malah dapat membahayakan pengendara lain dan dirinya sendiri.
Ditambah lagi, banyak oknum bikers ini yang turut melengkapi sepeda motornya dengan aksesoris sirine dan strobo layaknya petugas Kepolisian saat bertugas.
Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Andhika Mizaldy Lubis yang diwakili oleh Kanit Turjawali Polres Pasuruan Ipda Yusuf mengatakan, bahwa pengawalan merupakan kewenangan Polri.
“Apapun bentuk pengawalan merupakan kewenangan Polri. Ambulans yang membawa pasien covid-19 pun juga kewenangan Polri dalam melakukan pengawalan. Bukan klub motor atau sukarelawan,” terang Ipda Yusuf.
Dalam hal pengawalan, sudah tertuang dalam Pasal 135 UU No.22 Tahun 2009, yang mengatur tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Ada tiga ayat yang ada didalam pasal tersebut, yakni untuk kendaraan yang mendapat hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas Kepolisian Republik Indonesia dan menggunakan isyarat lampu merah atau biru dengan bunyi sirine.
Kedua, petugas kepolisian Republik Indonesia melakukan pengamanan jika mengetahui adanya pengguna jalan sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Serta ketiga, alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas tidak berlaku bagi kendaraan yang mendapatkan hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134.
“Adanya sukarelawan memang baik, namun harus melihat-lihat kondisi yang ada seperti apa dan bagaimana. Legalitasnya juga seperti apa kalau memang klub motor pengawal ambulans tersebut dibentuk,” ucap Ipda Yusuf.
Kondisi ini makin ironis, sebab petugas kepolisian juga tidak pernah mendapat info pengawalan ambulans, malah klub relawan pengawal ambulans yang selalu update tentang adanya ambulans yang akan keluar atau masuk dari RSUD atau lainnya.
“Padahal kami pernah bilang kepada petugas ambulans di RSUD Bangil, jika ada pasien urgen atau membawa pasien bahkan jenazah covid-19, mohon untuk segera memberi tahu dan meminta tolong dalam hal pengawalan. Nyatanya sampai sekarang tidak ada laporan sama sekali,” tandas Ipda Yusuf.
Discussion about this post